CRIME STORY

Dibunuh Seusai Kencan

Seorang office boy di Koja tega membunuh teman kencannya karena terlilit utang. Dikenal sebagai lelaki begajulan di kampungnya.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Kamis, 28 Juli 2016

Azan magrib belum lama berkumandang ketika Syahril Sidik, 29 tahun, tiba di kediaman orang tuanya, Blok F Gang 1 Nomor 54, Koja, Jakarta Utara, Selasa, 12 Juli 2016. Tak seperti biasanya, kali ini dia datang mengendarai sebuah sepeda motor skutik. Begitu helm dicopot, kedua matanya terlihat sembap. Ketika ibunya, sebut saja Aminah, menegur, air mata Syahril kembali mengucur deras. Dia bergegas masuk kamarnya untuk mengemasi beberapa potong pakaian ke dalam ransel.

Udah, Mah, gak usah ngikutin,” kata Syahril kepada sang ibu, yang terus mendampinginya, seperti ditirukan ayahnya, Ismail, saat ditemui detikX, Kamis, 14 Juli lalu. Dia mengaku sudah lama tak mempedulikan kehadiran putra sulungnya itu lantaran kecewa berat terhadap perilakunya selama ini. Kepada istrinya, kata Ismail, Syahril berpamitan untuk mencari kerja ke Purwakarta, Jawa Barat. “Saya enggak terlalu ngeh apa dia sempat cerita sudah ngebunuh pacarnya, tapi dia kelihatan panik banget,” tutur Ismail.

Dia baru mengetahui sepenuhnya bahwa putra sulungnya itu pulang untuk melarikan diri karena membunuh teman kencannya ketika polisi datang beberapa waktu kemudian. Syahril, yang sehari-hari menjadi office boy di salah satu kantor di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, membunuh Imas Kartika, 31 tahun, alias Atika di kamar 11C, lantai 3 Hotel Elysta, Jalan Raya Cilincing, Jakarta Utara.

“Tersangka terlilit utang, lalu dia sengaja membunuh korban untuk menguasai asetnya,” kata Kepala Kepolisian Sektor Koja Komisaris Supriyanto kepada detikX, Rabu, 13 Juli.

Selain tiga telepon seluler dan uang di dompet, tersangka membawa kabur sepeda motor Honda Scoopy milik korban. Kepada tim penyidik, menurut Supriyanto, tersangka sudah mengenal dan menjalin hubungan sejak sebulan lalu. Keduanya berkenalan di sebuah pasar swalayan di Jakarta Utara. Meski perkenalan mereka terbilang singkat, keduanya sudah tiga kali melakukan hubungan intim. “Korban memang bekerja sebagai pekerja seks yang biasa membawa kliennya ke hotel tersebut. Dia janda satu anak, asal Subang,” kata Supriyanto.

* * *

Selepas asar, Syahril dan Imas bertemu di Jalan Duren, Keramat Jaya, Koja. Keduanya sepakat untuk melepas hajat masing-masing di Hotel Elysta. Imas datang mengendarai sepeda motor Honda Scoopy, lalu memboncengkan Syahril menuju hotel bertarif Rp 250 ribu per hari itu. Setelah melakukan check-in, keduanya menuju kamar 11C di lantai tiga.

Meski perkenalan mereka terbilang singkat, keduanya sudah tiga kali melakukan hubungan intim."

Ketika Imas membersihkan badan di kamar mandi, Syahril mengeluarkan pisau dapur dari tasnya, lalu menyelipkannya di bawah bantal. Ketika hubungan badan hendak berlanjut ke babak kedua, Imas sempat menyarankan Syahril mandi agar tidak bau. Rupanya saran itu membuat Syahril tersinggung berat. Syahril langsung menghunjamkan pisau ke arah perut Imas, yang langsung dibalas dengan gigitan di tangan kiri lelaki itu.

“Total ada 36 tusukan di sekujur tubuh korban. Itu pun Imas masih bernapas, dan si tersangka lalu menggorok lehernya,” kata Supriyanto.

Lalu tersangka mengambil tiga telepon seluler dan dompet berisi uang Rp 85 ribu milik korban, kemudian mengunci pintu kamar dari luar. Tanpa sempat mengenakan baju dan membawa kunci kamar hotel, Syahril menuju tempat parkir motor untuk mengambil sepeda motor korban.

“La, lu kenapa kagak pakai baju?” seorang petugas keamanan hotel menegurnya.

Dilepas di kamar, Pak. Tadi kena air mani, abis sama cewek tadi."

“Dilepas di kamar, Pak. Tadi kena air mani, abis sama cewek tadi,” ujarnya, lalu memacu sepeda motor menuju kediaman orang tuanya.

Di tengah jalan, Syahril sempat menawarkan ponsel jenis BlackBerry kepada Ali, pemilik kios ponsel. Namun, karena tersangka tidak bisa membuka password dan terdapat foto seorang perempuan pada layar telepon tersebut, Ali curiga dan batal membelinya.

Berkat keterangan keluarga dan sinyal ponsel yang masih aktif, keberadaan Syahril mudah dilacak. Tak sampai sepuluh jam sejak Syahril membunuh Imas, polisi mencokoknya. Polisi yang memburunya membekuk Syahril saat sedang beristirahat di sebuah warung di wilayah Purwakarta, Jawa Barat, pada Rabu, 13 Juli, dini hari. Tapi, karena Syahril mencoba melukai petugas dengan pisau dan hendak melarikan diri, polisi menembak kaki kirinya untuk melumpuhkan.

“Dia kami jerat dengan pasal pembunuhan berencana dan pencurian dengan kekerasan,” kata Supriyanto.


Reporter: Rizky Ramandhika (magang)
Penulis: M. Rizal
Editor: Sudrajat
Desainer: Fuad Hasim

Rubrik Crime Story mengulas kasus-kasus kriminal yang menghebohkan, dikemas dalam bahasa bercerita atau bertutur, dilengkapi dengan gambar  ilustrasi yang menarik.