CRIME STORY

Rambut Dipangkas, Motor Dirampas

Perampasan sepeda motor terjadi di siang hari ketika si pemilik tengah dipangkas rambutnya. Warga sekitar cuek.

Ilustrasi: Edi Wahyono

Senin, 26 September 2016 

Merasa rambutnya sudah gondrong, setelah mengantar istri bekerja dan anak-anak ke sekolah, Sri Hartanto Khaeron (Anto), 34 tahun, singgah ke salon Laksana di Jalan Bangka II, Jakarta Selatan.

Sepeda motor matik warna merah bernomor polisi B-3490-STJ ia parkir tak jauh dari pintu masuk. Saat Anto masuk, ruangan tampak sepi. Di sana cuma ada seorang penata rambut, dua pemangkas rambut, dan kasir. Mereka nyaris tak melakukan aktivitas berarti. Anto pun tak perlu antre. Ali, 26 tahun, yang biasa melayaninya, langsung menghampiri dan menyiapkan perkakas yang diperlukan.

Di tengah dengung suara mesin pemangkas rambut, tiba-tiba rekan Ali dengan berbisik mengabarkan ada seseorang yang tengah mengotak-atik sepeda motor Anto. Dari cermin besar di hadapannya, Anton bisa melihat gerak-gerik seseorang yang berusaha membongkar kunci setang sepeda motor matiknya. Sontak dia meminta Ali menghentikan aktivitasnya. Tapi, begitu Anto membuka pintu untuk menghentikan upaya pencurian itu, seorang lelaki lainnya menodongkan pistol rakitan.

Lelaki kelahiran 17 Januari 1982 itu terkesiap. Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya mendadak lemas. Ali dan tiga rekannya pun tak berkutik. Dengan sisa nyali dan tenaga yang tersisa, dia menerobos masuk kamar mandi. Sebuah ponsel Android dan BlackBerry tanpa sadar dibiarkannya tergeletak di meja rias. Samar-samar Anto mendengar si penodong meminta kasir mengeluarkan semua uang dari dalam laci. Sejurus kemudian dia mendobrak pintu kamar mandi tempat Anto bersembunyi.

Awas kalau terus ngikutin, gue tembak lu."

Salah satu perampok

Ngapain lu di sini?” dia menghardik dengan pistol masih dalam genggaman. “Ta... ta… takut, Pak,” ujar Anto. Seolah memanfaatkan ketakutan korbannya, si penodong dengan leluasa menggeledah saku kemeja dan celana yang dikenakan Anto. Beruntung, petugas pemasangan kamera pengintai di gedung-gedung perkantoran itu lebih dulu menyembunyikan dompetnya di sela-sela botol sampo dan kotak sabun. Dia pasrah begitu tahu kedua ponselnya digasak si penodong. “Saya yang penting sih dompet saja, Mas, malas ngurus kalau KTP, SIM, dan kartu ATM hilang,” ujar ayah satu anak itu.

Di luar, si pencuri sepeda motor ternyata tak kunjung berhasil menghidupkan mesin. Dibantu si penodong, sepeda motor itu dituntun hingga beberapa puluh meter. Anto bersama Ali dan tiga temannya menghambur keluar. Bersama-sama mereka berteriak minta tolong kepada orang-orang di sekitar. Sial, mereka seperti berteriak di tengah gurun pasir. Orang-orang tak mengacuhkan permintaan tolong mereka. Mungkin ngeper juga karena tahu salah satu pencuri sepeda motor itu membawa senjata api.

Beruntung, begitu si kedua pencuri berhasil menghidupkan mesin sepeda motor, seorang aktivis Forum Betawi Rempug, yang tengah memboncengkan dua anaknya, melintas di depan salon Laksana. Tanpa banyak pertimbangan, orang itu memboncengkan Anto. Berempat, mereka mengejar pencuri ke arah Jalan Mampang Prapatan. Terengah-engah mereka melajukan sepeda motor. Hingga di depan SMP 141, si pencuri menghentikan sepeda motornya. Lantas mengacung-acungkan pistolnya.

Sontak sepeda motor yang ditumpangi Anto banting setir, dan berhenti di dekat deretan mobil yang terparkir di pinggir jalan. “Awas kalau terus ngikutin, gue tembak lu,” teriaknya seraya melepaskan tembakan ke udara, dordor…. Alumnus STM Penerbangan itu akhirnya pasrah, membiarkan si pencuri melaju cepat dan menghilang dari pandangan.

Mereka jaringan begal asal Lampung. Kami meringkusnya di sebuah apartemen di Kelapa Gading dan di sebuah rumah di Ciganjur.”

Ajun Komisaris Besar Hendy F. Kurniawan,
Kepala Direktorat Kejahatan dengan Kekerasan Polda Metro Jaya

Atas kejadian yang menimpanya, Anto lantas melapor ke Markas Kepolisian Resor Jakarta Selatan. Rupanya kasus perampasan sepeda motor dengan senjata api sudah sering terjadi. Mereka, menurut catatan polisi, membentuk semacam sindikat berdasarkan daerah asal masing-masing. Khusus para tersangka pelaku yang mencuri sepeda motor Anto teridentifikasi sebagai jaringan begal asal Lampung.

“Saya ikut membantu polisi mengenali para tersangka pelaku melalui rekaman jaringan televisi terbatas (CCTV/closed-circuit television),” ujar Anto.

Atas laporan tersebut, tim Buru Sergap Kepolisian Daerah Metro Jaya dikerahkan untuk memburu para tersangka pelaku. Hasilnya, pada awal September, tim berhasil meringkus tujuh tersangka dan menembak mati salah satu di antaranya. “Mereka jaringan begal asal Lampung. Kami meringkusnya di sebuah apartemen di Kelapa Gading dan di sebuah rumah di Ciganjur (Jakarta Selatan),” kata Kepala Direktorat Kejahatan dengan Kekerasan Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Hendy F. Kurniawan kepada pers.


Reporter/Penulis: Rizky Ramandhika (magang)
Editor: Sudrajat
Desainer: Luthfy Syahban

Rubrik Crime Story mengulas kasus-kasus kriminal yang menghebohkan, dikemas dalam bahasa bercerita atau bertutur, dilengkapi dengan gambar  ilustrasi yang menarik.

SHARE