INTERMESO

Miliuner Berkat 'Termiskin di Dunia'

Lagu-lagu karya Endang Raes tetap diburu penyanyi pendatang baru. Sukses lagu Termiskin di Dunia menjadi pemicu.

Endang Raes dan Siti Badriah
Foto: dok. Nagaswara Music

Senin, 30 Mei 2016

Jangankan gedung, gubuk pun aku tak punya
Jangankan permata, uang pun aku tiada
Aku merasa orang termiskin di dunia
Yang penuh derita, bermandikan air mata

Lirik lagu itu mungkin bagi sebagian orang terasa lebay. Tapi, nyatanya, pada 1987, penjualan kaset lagu tersebut begitu fantastis, mencapai 1,2 juta kopi. Nama Hamdan Attamimi sebagai pelantun lagu itu pun ikut melejit di belantika musik dangdut Tanah Air. Nama lelaki kelahiran Kepulauan Aru, Maluku, 27 Januari 1949, itu sejajar dengan Mansyur S. dan Meggy Z.

Tanpa banyak publisitas seperti sang biduan, kehidupan Endang Raes sebagai pencipta lagu diam-diam ikut terkatrol. Lelaki kelahiran Jampang, Sukabumi, Jawa Barat, pada 3 Agustus 1967 itu mengaku perjalanan hidup pribadinya menjadi salah satu rujukan dalam membuat lagu tersebut. Kondisi ekonomi yang minim membuat Endang remaja tak terlalu lepas dalam bergaul, khususnya saat berinteraksi dengan perempuan. “Sebagai remaja, tentu saya suka naksir, pacaran. Tapi ya saya tahu dirilah,” tutur Endang saat berbincang dengan detikX, Rabu, 25 Mei 2016.  

Pada usia 2 tahun, ia ditinggal pergi oleh ayahnya, Omon. Karena kondisi ekonomi yang morat-marit, beberapa waktu kemudian sang ibu, Cacih, menitipkan Endang kepada pamannya. Tapi ekonomi sang paman pun sebetulnya tergolong pas-pasan, sehingga cuma mampu membiayai sekolah keponakannya itu sampai kelas V sekolah dasar.

Endang Raes
Foto: dok. pribadi

Salah satu kediaman milik Endang Raes di Sukabumi
Foto: dok. pribadi

Ruko milik Endang Raes siap dikontrakkan
Foto: dok. pribadi

Meski bekal pendidikan akademis sangat minim, Endang mendapat anugerah jiwa seni yang lebih. Sejak remaja, ia mengaku suka menulis lagu. Asmin Chaidir, penyanyi dan musikus dangdut, menjadi pembimbingnya. “Cukup banyak yang saya tulis, tapi baru dapat hoki lewat lagu Termiskin di Dunia,” ujarnya.

Semua (aset) tersebar di Sukabumi. Itu tabungan untuk masa tua saya biar tidak nestapa seperti seniman yang lain."

Penjualan kaset tersebut, yang melampaui angka 1 juta, membuat Gajah Mada Record sebagai produser rekaman mengganjar Endang dengan bonus berlimpah. Endang memanfaatkannya untuk membeli rumah dan mobil. “Gajah Mada juga mengajak saya jalan-jalan ke Singapura,” ujarnya bangga. Tapi ia merasa hadiah paling utama yang diterimanya kemudian adalah “kursi eksklusif” sebagai pencipta lagu. Hal itu membuat produser dan penyanyi lain rela antre menanti lagu-lagu ciptaannya.

Di era digital sekarang ini, beberapa lagu karya Endang Raes yang sukses di pasaran adalah Berondong Tua, Suamiku Kawin Lagi, dan Bara Bere, yang dinyanyikan Siti Badriah (Sibad). Sukses itulah yang membuat penyanyi dangdut Teni Budianti Suryani alias Teny RJ nekat merogoh kocek hingga Rp 50 juta untuk membeli lagu bergenre house music berjudul Lo Gue End karya Endang Raes.

Teny amat berharap, lewat single itu, dirinya bisa ngetop seperti Sibad. “Endang Raes punya banyak lagu hit, makanya enggak masalah uang habis buat beli lagu dia,” ujar Teny kepada pers pertengahan Maret lalu.

Siti Badriah
Foto: Gus Mun/detikcom

Menanggapi hal itu, Endang semula cuma tertawa. Ia kemudian menjelaskan honor tertinggi yang diterimanya sejauh ini belum menyentuh angka Rp 20 juta. “Kalau ada yang ngaku sampai Rp 50 juta, itu mah omongan buat ramai di berita aja,” kata suami Tika Sriwulandari itu.

Meski honor setiap lagu tak sebesar yang diungkapkan Teny, selama perjalanan kariernya, Endang menghimpun pundi-pundi bernilai miliaran rupiah. Ia mengaku memiliki 30 kamar kontrakan, tiga ruko, tiga rumah, serta beberapa kaveling tanah. “Semua tersebar di Sukabumi. Itu tabungan untuk masa tua saya biar tidak nestapa seperti seniman yang lain,” ujarnya.

Tabungan lain yang membuatnya bangga adalah pendidikan kedua anaknya. Endang menyebut putra sulungnya sedang kuliah di Universitas Gunadarma, Depok. Anak keduanya pun akan diarahkan untuk menuntut ilmu setinggi mungkin. “Saya tak mengarahkan anak-anak berkarier di seni. Pokoknya sekarang mah sekolah saja dulu biar enggak kayak bapaknya,” kata Endang diiringi derai tawa.

Di sela-sela kesibukan syuting sinetron Senandung, saat dihubungi detikX Siti Badriah menilai sosok Endang sebagai figur yang kebapakan dan humoris. Endang telaten membimbingnya di studio rekaman. Sibad mengenal Endang pada 2010. Endang-lah yang memperkenalkannya kepada produser Nagaswara Music. Nama Sibad pun mulai dikenal publik lewat lagu Berondong Tua karya Endang.

“Lagu-lagu karya Om Endang itu punya ciri khas dan cocok dengan karakter saya, makanya meledak di pasaran dan disukai banyak orang. Pokoknya hoki deh Sibad bawain lagu om Endang, he-he-he...,” tulis Sibad lewat layanan singkat ponsel Sabtu pagi, 28 Mei lalu.



Reporter: Pasti Liberti Mappapa, Sudrajat
Penulis/Editor: Sudrajat
Desainer: Fuad Hasim

Rubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.