INTERMESO

Cinta Monica untuk Presiden Bill Clinton

“Aku jatuh cinta kepada bosku. Tapi dia adalah Presiden Amerika Serikat.”

Monica Lewinsky
Foto: Daily Beast

Rabu, 12 Oktober 2016

Hidup Monica Samille Lewinsky, kini 43 tahun, adalah hidup yang jauh dari normal. Perempuan ini sangat awas dan sensitif terhadap tatapan orang di sekelilingnya. Bagaimana tidak, separuh umurnya selalu dalam sorotan media.

“Aku sangat sadar bagaimana orang memandangku seperti apa,” kata Monica kepada Guardian beberapa bulan lalu. Monica sudah kelelahan terhadap perhatian media. Kini dia sangat pemilih melayani wawancara dengan wartawan. “Aku sangat lelah…. Aku takut salah bicara, kemudian omonganku jadi berita utama dan siklus mengerikan itu terulang kembali.”

Kendati lahir dari keluarga berada—ayahnya seorang dokter bedah dan tinggal di kawasan elite Beverly Hills—Monica tumbuh jadi anak yang agak rapuh. Tubuhnya yang agak kelebihan berat acap kali jadi bulan-bulanan teman sebayanya.

“Aku sangat sensitif, bahkan tak bisa menerima lelucon…. Orang tuaku sampai melatihku supaya bisa menerima lelucon tanpa menangis,” Monica mengenang. Dan gadis Beverly Hills yang rapuh ini terjun dalam sirkus politik dan jadi bulan-bulanan media selama bertahun-tahun.

Monica Lewinsky
Foto: Getty Images

Aku telah menyesatkan banyak orang, termasuk istriku. Untuk itu, aku sangat menyesal.”

Bill Clinton

Berkat pengaruh teman ibunya, Monica, yang baru lulus kuliah dan berumur 22 tahun, diterima magang di pusat kekuasaan Amerika Serikat, Gedung Putih. Gadis itu ditempatkan di kantor Kepala Staf Kepresidenan Leon Panetta. Sebagian temannya kepada Washington Post menggambarkan Monica sebagai gadis yang pintar dan manis. Tapi ada pula yang menganggapnya sebagai perempuan yang sombong dan tidak dewasa.

Sejak awal di Gedung Putih, Monica sudah terpesona oleh Presiden Bill Clinton. Sedikit saja dapat perhatian dari Presiden, Monica sudah “melayang”. “Dia akan datang ke kantor kami dan bercerita, misalnya bagaimana dia mendapat pesan atau kiriman bunga dari Presiden,” ujar seorang temannya di Gedung Putih. Suatu kali, Monica juga bercerita bagaimana dia memberikan hadiah dasi kepada Presiden Clinton.

Perhatian dari Monica rupanya dapat sambutan. “Aku suka kepada Anda,” kata Monica suatu hari kepada Presiden Clinton. Presiden Clinton membalas, ”Well, apakah kamu mau datang ke kantor belakang?” Sejak hari itu, Monica makin sering menghabiskan waktu di kantor Presiden Clinton. “Aku jatuh cinta kepada bosku. Tapi dia adalah Presiden Amerika Serikat,” Monica mengisahkan hubungan terlarang itu kepada Forbes dua tahun lalu.

Desas-desus mulai berembus. Hubungan tak pantas Monica dengan Presiden Clinton, yang berbeda umur hampir 30 tahun, itu bertahan selama satu setengah tahun. Gosip soal kedekatannya dengan Presiden Clinton membuat Monica dipindahkan ke Pentagon pada April 1996. Kendati tak lagi bekerja dalam satu gedung, hubungan itu masih terus berlanjut.

Bill Clinton
Foto: Ethan Miller/Getty Images

Hubungan gelap Presiden Clinton dengan Monica terbongkar karena Linda Tripp, teman Monica di Pentagon, membocorkannya kepada Biro Investigasi Federal (FBI). Linda merekam percakapannya dengan Monica soal kisah kasihnya dengan Presiden Clinton. Saat makan siang bersama pada Januari 1998, diam-diam Linda mengundang agen FBI.

Saat itu FBI tengah menyelidiki kasus dugaan pelecehan seksual Presiden Clinton terhadap Paula Jones, bawahan Bill Clinton saat masih menjabat Gubernur Arkansas. “Kamu dalam masalah,” kata agen FBI kepada Monica. Bermodal rekaman dari Linda, FBI mengancam Monica supaya mau mengungkap kisah asmaranya dengan Presiden Clinton. Terbongkarlah semuanya.

Semula Presiden Clinton membantah punya hubungan khusus dengan Monica. “Aku tak pernah punya hubungan seksual dengan perempuan itu,” kata Presiden Clinton kala itu. Tapi banyak bukti yang membantah pernyataannya. Beberapa bulan kemudian, dia meralat pernyataannya. “Aku punya hubungan tak pantas dengan Monica Lewinsky…. Itu satu kesalahan. Aku telah menyesatkan banyak orang, termasuk istriku. Untuk itu, aku sangat menyesal.”

Gara-gara skandal itu, Presiden Clinton hampir digusur dari Gedung Putih. Tapi dia berhasil selamat melewati badai. Justru Monica, gadis yang masih sangat muda itu, jadi bulan-bulanan. Orang-orang, termasuk sebagian wartawan, memanggilnya “pelacur”, “perempuan murahan”, dan sebagainya.

“Aku merasa setiap lapisan kulitku dikelupas habis,” kata Monica. Dipermalukan habis-habisan, Monica mengaku sempat terlintas pikiran untuk bunuh diri. Setiap hari, kata dia, ibunya, Marcia Lewis, mendampinginya, karena khawatir putrinya itu akan melakukan hal-hal buruk. “Dia tak membiarkan aku lepas dari penglihatannya. Setiap malam ibuku tinggal di kamarku,” kata Monica.

Marcia, kata Monica, menyesalkan apa yang terjadi antara dia dan Presiden Clinton. Gara-gara hubungan singkat itu, Monica tak pernah lagi hidup normal. Kendati punya gelar master psikologi dari London School of Economics, Monica susah mendapatkan pekerjaan. “Perusahaan yang berniat mempekerjakanku selalu melihat sejarahku…. Akhirnya mereka berpendapat, tak ada posisi yang cocok untukku,” Monica menulis di Vanity Fair dua tahun lalu.


Penulis/Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Fuad Hasim

Rubrik Intermeso mengupas sosok atau peristiwa bersejarah yang terkait dengan kekinian.

SHARE