METROPOP

Brengozer ala FBI

Tidak peduli sampai harus gatal-gatal. Yang penting tumbuh bulu di wajah. Sedikit saja tumbuh sudah senang, percaya diri pun datang.

Foto: Hasan Alhabshy/detikX

Jumat, 11 Maret 2016

Komposisi wajah berbentuk bulat dengan badan gempal membuat Fandy Haris sedikit kurang percaya diri. Lelaki yang bekerja sebagai staf di salah satu rumah sakit di Jakarta itu merasa ada yang kurang dengan penampilan di wajahnya.

Fandy berpikir untuk sedikit “memermak” wajahnya. Kebetulan pria berusia 25 tahun itu suka memperhatikan aneka model lelaki berjanggut di sejumlah iklan. Ia selalu iri terhadap para model itu. Ia membayangkan suatu ketika bisa memiliki bulu-bulu di wajah, sehingga pipinya yang tembam akan tertutupi.

Ia yakin, jika dagunya ditumbuhi bulu, wajahnya akan terlihat oval. Waktu itu sekitar tahun 2010, Fandy mulai mencari aneka cara menumbuhkan janggut dan kumis. Ia pun rutin berselancar di dunia maya. Pencariannya kemudian menemukan cara menumbuhkan bulu menggunakan minyak kemiri.

Sayangnya, meskipun ia sudah menghabiskan jutaan rupiah, hasilnya hanya sedikit bulu. “Biarpun tumbuh sedikit, saya senang."

Konon, kemiri yang dipanggang lalu ditumbuk dan diambil minyaknya untuk kemudian dioleskan pada dagu dapat merangsang tumbuhnya bulu halus. Selama dua bulan Fandy rutin mengoleskan minyak kemiri pada dagunya. Kegiatan ini menjadi ritual Fandy saban malam sebelum tidur. Sayang, dua bulan ikhtiar Fandy tidak menemui hasil.

Setelah gagal dengan minyak kemiri, ia beralih ke minyak margarin. Berbulan-bulan olesan minyak margarin juga tidak merangsang pertumbuhan bulu. “Wajah saya minyakan, tapi enggak berhasil juga,” ujar Fandy saat berbincang dengan detikX di kawasan Sudirman, Jakarta.

Penasaran karena gagal, Fandy kemudian mencoba produk lain. Atas saran temannya, ia membeli sebuah produk penumbuh bulu yang biasa dijual di pasaran. Sayang, berbulan-bulan menggunakan produk ini, ia tetap saja tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Fandy kemudian beralih ke merek lain. Itu pun hasilnya nihil.

Acara kopi darat anggota Forum Brengozer Indonesia di fX Sudirman, Jakarta.
Foto: dok. Forum Brengozer Indonesia

Terakhir, karena selalu gagal, Fandy kemudian menggunakan sari lidah buaya. Walaupun menimbulkan gatal, lidah buaya ternyata mampu memunculkan sedikit bulu halus pada dagu dan sisi belakang pipinya.

Perjuangan serupa rupanya pernah juga dilakukan oleh Faris Ramadhan, 23 tahun. Lelaki yang secara genetik klimis tanpa bulu ini pun mengusahakan agar terlihat sangar dengan bulu-bulu di wajah. Mulai aneka macam ramuan tradisional sampai produk kimia dengan kandungan biotin atau minoksidil pernah ia coba. Sayangnya, meskipun ia sudah menghabiskan jutaan rupiah, hasilnya hanya sedikit bulu. “Biarpun tumbuh sedikit, saya senang,” ujar Faris.

Dari pengalaman susahnya menumbuhkan bulu pada wajah ini, Faris lalu terinspirasi membuat komunitas Forum Brengozer Indonesia (FBI). Komunitas itu isinya lelaki yang menggandrungi bulu di wajah, seperti janggut dan kumis.

Lalu pada November 2014, Faris memulai membuat tread di salah satu forum website untuk menarik peminat. Dengan prinsip kesamaan minat menumbuhkan berewok atau hair facial yang secara disengaja ataupun karena tidak ada keturunan genetik, Brengozer menjadi perhatian banyak lelaki. Dari tread itu, kemudian Brengozer menjadi komunitas yang unik.

Sedikit demi sedikit, banyak anggota baru yang bergabung dengan grup Brengozer. Sekarang anggota Brengozer di seluruh Indonesia mencapai 400 orang. Ratusan orang ini terbagi dalam beberapa grup komunikasi, antara lain WhatsApp, Line, dan Telegram, serta media sosial, seperti Facebook dan Instagram.

Selain aktif di dunia maya, anggota Brengozer kadang melakukan kopi darat. Nah, pada saat ketemu inilah mereka lebih aktif bertukar cerita cara cepat menumbuhkan janggut. Biasanya para newbie alias anggota baru yang janggutnya belum tumbuh akan minta saran kepada para seniornya. Selain itu, mereka biasanya membawa obat penumbuh bulu masing-masing untuk ditunjukkan atau diperjualbelikan.

Belum lama ini, misalnya, Brengozer Jakarta berkumpul di kawasan fX Sudirman, Jakarta. Ada newbie yang masih terlihat klimis dan beberapa orang yang sudah berjanggut tebal. Ada yang bergaya Stubble, dengan bulu halus cambang sampai janggut. Model Van Dyke dengan kumis tipis dan janggut tipis, Goatee atau gaya seperti janggut kambing sedikit memanjang di dagu, dan paling seram adalah gaya Bandholz, yakni dengan kumis, cambang, dan janggut lebat.

Anggota Forum Brengozer Indonesia, (dari kiri) Olan, Andy Hidayat, Yanto alias Jabrik, dengan model berewok masing-masing
Foto: Hasan Alhabshy/detikX

Yanto, 33 tahun, atau biasa dipanggil Jabrik, adalah anggota yang awalnya tidak percaya dengan cara aneh ala anggota Brengozer. Namun, didorong rasa penasaran, ia pun melakukan percobaan menggunakan minyak kemiri. Tidak disangka, muncul bulu-bulu halus, sehingga ia pun semakin tertarik pada perawatan lain.

Dari minyak kemiri, ia lalu mencoba margarin, sampai lidah buaya pun ia gunakan. Hasilnya, ia sekarang paling berewok atau bergaya Bandholz dengan janggut dan kumis tebal.

Untuk perawatan, Jabrik mengaku membeli aneka obat yang mengandung vitamin biotin. “Efeknya, lebih lebatlah, walaupun ada efek samping ngantuk dan kencing melulu kalau pakai biotin,” Jabrik bercerita.

Efek samping itu bukan perkara besar. Yang terpenting sekarang, dengan tampilan berewok dan kumis tebal, Jabrik jadi lebih percaya diri.


Aneh-aneh demi Bulu
di Wajah

Ada yang pakai ekstrak minyak laba-laba tarantula.
Sumsum kambing sampai telur udang.

Ilustrasi: Thinkstock

Jumat, 11 Maret 2016

Menumbuhkan bulu di wajah bukan perkara mudah bagi banyak lelaki. Andy Hidayat mengaku harus menjalani perawatan yang tidak biasa untuk mendapatkan jenggot di dagunya.

Pria 36 tahun asal Tangerang Selatan, Banten, ini merasa akan bertambah tampan bila memelihara jenggot. Ia juga yakin akan mendapat pahala dengan berjenggot. Memelihara jenggot dia yakini sebagai sunah.

Memelihara jenggot memang terus menjadi tren. Selebritas di Tanah Air tidak sedikit yang tampil dengan wajah berbulu itu. Misalnya Teuku Wisnu dan penyanyi Ello. Teuku Wisnu memelihara jenggot juga dengan alasan agama.

Atas saran tetangganya, Andy mencoba sebuah produk merek terkenal untuk menumbuhkan berewok. Namun penumbuh bulu yang berasal dari bahan alami itu rupanya sama sekali tidak berhasil untuk Andy.

Andy kemudian beralih ke obat dari ekstrak minyak tarantula. Untungnya, Andy tidak perlu keluar-masuk hutan untuk mencari laba-laba itu. Ia hanya perlu pergi ke tempat penjual produk herbal untuk membelinya. Waktu pun berlalu, kerajinan Andy tidak terbayar. Yang keluar dari dagunya hanya bulu halus.

Galih, salah satu anggota Brengozer Indonesia
Foto: Hasan Alhabshy/detikX

Bukan hanya Andy yang melakukan perawatan menggunakan bahan aneh-aneh. Rata-rata anggota Brengozer pernah menjalaninya. Bahkan ada yang memakai sumsum kambing atau telur udang demi menumbuhkan bulu. “Yang utama sih kemiri, mentega, sumsum kambing. Pokoknya di-share di grup. Terus ada (yang bilang) telur udang dan obat-obatan luar (luar negeri),” ujar Andy kepada detikX.

Selain menggunakan produk herbal, pria-pria yang terobsesi pada bulu ini ada yang memilih memakai obat-obatan kimia dari luar negeri. Salfan, misalnya, memakai obat-obatan yang mengandung biotin 10.000 mcg. Ia mengkombinasikannya dengan minyak kemiri. Ia membelinya dari toko online.

Faris Ramadhan juga memakai obat kimia yang mengandung biotin dan minoksidil. “Saya pakai minoksidil. Di situ ada beberapa brand. Sudah saya tes semuanya. Yang krim juga ada,” ujar penggagas Forum Brengozer Indonesia ini.

Minoksidil juga bisa digunakan untuk kumis, janggut, atau cambang. Dioleskan saja di daerah yang ingin ditumbuhi rambut."

Minoksidil merupakan jenis obat untuk mengurangi kerontokan rambut sekaligus merangsang pertumbuhan rambut baru. Obat ini melancarkan peredaran darah pada akar rambut, sehingga pertumbuhan rambut akan terangsang. Karena fungsinya merangsang pertumbuhan rambut, belakangan minoksidil juga digunakan untuk kumis, janggut, atau cambang.

Sedangkan biotin adalah sejenis vitamin B larut air. Jenis vitamin ini diperlukan dalam pembentukan asam lemak dan glukosa dan metabolisme asam amino serta karbohidrat. Karena itu, jika tubuh kekurangan biotin, rambut dan bulu-bulu dalam tubuh akan rontok. Itu sebabnya, rekayasa dan asupan biotin ini kadang diperbanyak oleh mereka yang ingin menumbuhkan bulu di tubuhnya, termasuk Faris Ramadhan dan kelompoknya.

Teuku Wisnu
Foto: dok. detikcom

Penyanyi Ello
Foto: dok. detikcom

Menurut dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin, minoksidil lebih ampuh dibandingkan dengan minyak-minyak herbal yang biasa dijual di pasaran. Ia lebih percaya pada obat ilmiah, seperti minoksidil. Obat itu, menurut dia, dapat mengurangi kerontokan rambut dan merangsang tumbuhnya rambut baru. Selain itu, minoksidil berfungsi meningkatkan peredaran darah di rambut. “Minoksidil juga bisa digunakan untuk kumis, janggut, atau cambang. Dioleskan saja di daerah yang ingin ditumbuhi rambut,” ujarnya.

Namun pendapat berbeda diutarakan dr Abraham Arimulo, SpKK. Meskipun kebanyakan produk yang disebutkan di atas belum teruji secara ilmiah, ia yakin cara tersebut dapat melebatkan bulu atau rambut.

Abraham menambahkan, sebaiknya pasien tidak sembarangan menggunakan ramuan obat untuk menyuburkan bulu atau janggut, terutama bagi mereka yang tidak memiliki gen keturunan berbulu lebat. Bila demikian halnya, daripada pasien memakai obat-obatan, Abraham menyarankan cara tanam rambut atau bulu.

image 1 for background / image background

Reporter/Penulis: Bahtiar Rifai
Editor: Iin Yumiyanti
Desainer: Luthfy Syahban

Rubrik Metropop mengupas kehidupan sosial, seni, dan budaya masyarakat perkotaan.