SAINS

NASIB JADI ORANG KIDAL

Apa Salahnya Jadi Kidal?

"Yang jelas, rata-rata bandit ini bertangan kidal."

Foto: Getty Images

Senin, 23 Mei 2016

Bertahun-tahun, Cesare Lombroso berusaha mencari sebab mengapa orang menjadi bandit. Dia percaya, bukan faktor lingkungan yang menjadikan seseorang penjahat. Orang terlahir untuk jadi penjahat.

Untuk membuktikan hipotesisnya, Cesare meneliti para bandit yang ditahan di penjara Pavia, Italia, tapi tanpa hasil. Baru pada kerangka milik Giuseppe Villela, petani dari Calabria yang beralih menjadi penjahat, Cesare menemukan bukti. Ada yang memanggil Giuseppe sebagai Jack the Ripper dari Italia. Setelah memeriksa tengkorak Giuseppe, Cesare berkesimpulan bahwa seorang kriminal memang dilahirkan sebagai bandit.

Rata-rata orang kidal berumur lebih pendek ketimbang orang-orang 'kanan'."

Dia melihat bentuk tengkorak Giuseppe menyerupai kepala monyet. "Yang jelas, rata-rata bandit ini bertangan kidal," Cesare, seperti dikutip New Yorker, menyimpulkan dengan yakin. Menurut Cesare, seorang yang lahir bertangan kidal punya kemungkinan tiga kali lebih besar menjadi bandit dan berandal setelah tumbuh dewasa nanti. "Aku tak mengatakan bahwa semua yang bertangan kidal merupakan orang jahat, tapi tangan kidal digabungkan beberapa faktor lain akan melahirkan karakter terburuk di antara semua manusia."

Sejumlah riset lain makin melanggengkan cap buruk bagi orang-orang "kiri" ini. Charlotte Faurie dan Michel Raymond, dari Universitas Montpellier III, Prancis, meneliti delapan komunitas tradisional di beberapa negara. Charlotte dan Michel mengaitkan frekuensi kejahatan dengan populasi orang kidal di komunitas tersebut.

Bill Gates, pendiri Microsoft
Foto: Getty Images

Di komunitas Dioula di Burkina Faso, jumlah orang "kiri" hanya 3,4 persen dari populasi, jauh di bawah rata-rata. Kasus pembunuhan dalam komunitas Dioula juga sangat rendah, hanya satu kali dalam setahun di antara 100 ribu orang. Lain cerita dengan komunitas Yanomamo, yang tinggal di lembah Amazon antara Brazil dan Venezuela. Lebih dari 22 persen anggota komunitas Yanomamo bertangan kidal.

Hasilnya, Charlotte dan Michel menyimpulkan dalam artikelnya di Proceedings of the Royal Society, beberapa tahun lalu, tingkat kejahatan di komunitas ini jauh lebih tinggi daripada di komunitas Dioula, 5 kali kasus pembunuhan dalam setahun per 1.000 penduduk. Hal serupa terjadi di komunitas di Lembah Jimi, Papua Nugini. Di komunitas tersebut, lebih dari 13 persen anggotanya adalah orang "kiri". Angka rata-rata pembunuhan di komunitas ini 5,4 kali per tahun di antara 1.000 penduduk.

Data yang dipakai Charlotte dan Michel terang jauh dari memadai untuk mengaitkan orang-orang kidal dengan kekerasan dan pembunuhan. Banyaknya angka negatif soal orang-orang kidal ini masih jadi sumber silang pendapat di antara peneliti. Pada 1990-an, Stanley Coren dan Diane Halpern, keduanya psikolog dari Amerika Serikat, menulis artikel soal orang-orang "kiri" di jurnal ilmiah kondang Nature.

Seniman tato kondang Dan Gold bekerja dengan tangan kiri
Foto: Getty Images

Dari penelitian di California, mereka menyimpulkan, rata-rata orang kidal berumur lebih pendek ketimbang orang-orang "kanan". "Tak masuk akal," kata Chris McManus, penulis buku Left Hand Right Hand dan profesor psikologi di Universitas College London, kepada BBC. Menurut Chris, Stanley dan Diane membuat kesalahan fatal. "Mereka hanya melihat data kematian."

Kalaupun angka soal umur pendek ini kurang sahih, di dunia yang dominan orang-orang "kanan", nasib orang-orang "kiri" sepertinya memang kurang begitu bagus. Di atas ring, petinju-petinju kidal bergaya southpaw, seperti Manny Pacquiao dan Sergio Martinez, berjaya mengalahkan petinju-petinju "kanan". Tapi, di dunia nyata, menurut penelitian Joshua Goodman, ekonom dari Universitas Harvard, dua tahun lalu, orang-orang kidal kalah bersaing dengan orang-orang bertangan kanan.

Di Inggris dan Amerika, laki-laki kidal rata-rata mendapat gaji US$ 2.500 lebih rendah ketimbang laki-laki bertangan kanan. Selisih pendapatan itu makin lebar bagi perempuan kidal, yang menerima US$ 3.400 lebih rendah daripada rata-rata penghasilan perempuan-perempuan "kanan".

* * *

Dunia ini, apa boleh buat, memang diciptakan untuk orang-orang yang mengutamakan tangan kanan ketimbang tangan kiri. Gunting, kamera, ponsel, dan sebagainya rata-rata dirancang dari kacamata orang-orang yang memakainya dengan tangan kanan.

Lantaran dunia ini dirancang untuk mereka yang bertangan kanan, mereka yang lahir kidal perlu usaha ekstra untuk melakukan banyak hal. Lauren Milsom, penulis buku Your Left-handed Child, mengatakan masih ada diskriminasi terhadap anak-anak kidal. Di sekolah, anak-anak ini dipaksa mengerjakan tugas dengan perangkat seperti gunting dan alat-alat musik yang tak dirancang untuk orang-orang kidal.

Petinju kidal Manny Pacquiao
Foto: Getty Images

"Ini bukan soal menuntut perlakuan khusus, tapi soal kesetaraan dalam kesempatan.... Ini bukan soal mereka tak mampu mengerjakannya. Bahkan dalam banyak hal, anak-anak kidal lebih kreatif karena mereka harus bekerja lebih keras supaya bisa sukses," kata Lauren kepada Telegraph.

Banyak hal yang membuat tangan kiri mendapat "cap" buruk. Dalam Islam dan tradisi Kristen, tangan kanan dan apa-apa yang ada di sebelah kanan lebih diutamakan ketimbang apa yang ada di sisi seberang. Sebuah hadis, misalnya, menyebutkan bahwa "setan makan dan minum dengan tangan kiri". Konon, surga juga ada di sebelah kanan, neraka ada di sebelah kiri.

Dalam bahasa Slavic, Polandia, Rusia, dan sejumlah bahasa lain, kanan hampir selalu berhubungan dengan hal-hal positif, tapi sebaliknya kiri. Sinistra dalam bahasa Latin dan Italia berarti tangan kiri. Bahasa Inggris menyerapnya menjadi Sinister, hal-hal yang berhubungan dengan setan dan kejahatan. Komunitas Meru di Kenya percaya bahwa tangan kiri pemimpin spiritual mereka harus disembunyikan lantaran membawa kekuatan setan.

Oprah Winfrey, ratu talkshow yang bertangan kidal
Foto: Getty Images

Sampai detik ini, peneliti masih belum benar-benar paham mengapa ada sebagian orang lahir dengan tangan kidal. Pada awal 1900-an, menurut Chris McManus, jumlah orang bertangan kidal hanya sekitar 3 persen dari populasi. Tapi sekarang, ketika tekanan sosial terhadap mereka yang bertangan kidal jauh berkurang, diperkirakan sekitar sepersepuluh penduduk dunia lebih terbiasa memakai tangan kiri ketimbang tangan kanan.

Silvia Paracchini, peneliti di Universitas Saint Andrew, Skotlandia, percaya, "evolusi" yang melahirkan dominasi populasi manusia bertangan kanan pasti ada sebab-musababnya. "Pasti ada keuntungan evolusionernya," kata Silvia, dikutip ScienceAlert.

Menurut Silvia, seperempat dari kasus orang bertangan kidal bisa dijelaskan dengan gen tertentu yang mereka miliki. Silvia dan timnya menduga, gen PCSK6 punya kontribusi besar dalam menentukan apakah orang lahir sebagai orang "kiri" atau "kanan". Tapi berarti ada 75 persen populasi orang kidal yang masih jadi tanda tanya asal-muasalnya, juga pengaruhnya.


Penulis/Editor: Sapto Pradityo
Desainer: Luthfy Syahban

Rubrik Sains mengulik penemuan-penemuan baru serta seluk-beluk sains dan teknologi.

SHARE